BAB II
PEMBAHASAN
A.Jual Beli
Jual
beli secara etimologi adalah berasal dari lafadz buyyu’un jama’ dari lafadz baiyun
yang menurut bahasa yaitu suatu bentuk akad penyerahan atau menukarkan
sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Adapun
Jual beli menurut syara’ yaitu memiliki suatu harta dengan mengganti sesuatu
atau dasar izin syara’ atau sekedar memiliki manfaatnya saja dengan
diperbolehkannya syara’ dengan melalui pembayaran yang berupa uang atau yang
sejenisnya .
Dalam
arti lain jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan
cara tertentu (akad)
واحلّ
اللّه البيع وحرّم الرّ بٰوا
“allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Al-Baqarah :275)
1
.Rukun jual beli
Rukun
jual beli terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Penjual dan pembeli
Syaratnya adalah :
·
Berakal ,agar tidak terkecoh . orang yang gila atau bodoh
tidak sah jual belinya.
·
Dengan kehendak
sendiri (bukan dipaksa).
·
Tidak mubazir ( pemboros)
·
Balig.anak kecil tidak sah jual belinya. Adapun anak-anak
yang sudah mengerti tetapi belum sampai umurnya dewasa. Menurut pendapat
sebagian ulama mereka diperbolehkan jual beli barang yang kecil-kecil karena
kalau tiak diperbolehkan sudh tentu menjadi kesulitan dan kesukaran,sedangkan
agama islam sekali-kali tidak akan menetapkan peraturan yang mendatangkankesulitan
pada pemeluknya.
b. Uang dan benda yang dibeli
Syaratnya terbagi menjadi 5 yaitu :
·
suci . barang najis tidak sah
dijual dan tidak boleh dijadikan uang
untuk dibelikan seperti kulit binatang atau bangkai yang belum dimasak.
·
Ada manfaatnya. Tidak boleh menjual atau
membeli sesuatu yang tidak ada manfaatnya dan dilarangpula mengambil tukarannya
karena hal itu termasuk dalam arti menyia-nyiakan dalam arti pemborosan harta
yang terlarang dalam kitab suci.
اانّ المبذّرين كا نوآ اخوان الشّيٰطين
“sesungguhnya pemborosan –pemborosan itu saudara-saudara setan
(Al-Isra’ :27)
·
barang itu dapat
diserahkan. Tidak sah menjual suatu barang yang tidak dapat diserahkan kepada
pembeli. Misalnya ikan dalam laut,barang rampasan yang masih berada ditangan
yang merampasnya,barang yang sedang dijaminkan,sebab semua itu mengandung tipu
daya
·
barang tersebut merupakan
kepunyaan sipenjuaal,kepunyaan yang diwakilinya atau yang mengusahakan .
c. lafadz ijab Kabul
ijab adalah perkataan penjual, contohnya saya jual barang ini
sekian.
Kabul adalah ucapan si pembeli,saya terima atau saya beli
dengan harga sekian.
Menurut
ulama mewajibkan beberapa syarat untuk lafadz ijab Kabul :
Ø keadaan ijab dan Kabul
berhubungan. Artinya salah satu dari keduanya pantas menjadi jawaban dari yang lain
dan belum berselang lama
Ø makna keduanya hendaklah
mufakat walaupunlafadz keduanya berlainan
Ø keduanya tidak
disangkutkan dengan urusan yang lain. Contohnya kalau saya jadi pergi saya jual
brang ini sekian.
Ø Tidak berwaktu, sebab jual
beli berwaktu seperti sebulan atau setahun tidak sah
Apabila rukun dan syaratnya tidak terpenuhi maka jual
beli tidak sah. Ada beberapa contoh jual beli
yang kurang atau tidak sah
1) Di negri kita ini orang
telah biasa melakukan pekerjaan mencampurkan hewan betina dengan hewan
jantan,percampuran itu ditetapkan dengan harga yang tertentu untuk sekali
campur. Jadi beratrti menjual air mani jantan .tidak sah menurut jual
beli,karena tidak diketahui kadarnya juga tidak dapat diserahkan.
2) Menjual buah-buahan
sebelum nyata pantas dimakan atau dipetik karena buah-buahan yang masih kecil
sering rusak atau busuk sebelum matang,hal ini mungkin akanmerugikan si
pembeli,si penjualpun mengambil harganya dengan tidak ada keuntungannya.
B . syarat jual beli
a. Menurut ulama hanafiyah
·
Syarat terjadinya akad
o Syarat akaid (orang yang
akad)
Ø Berakal dan mumayyiz
Ø Aqid harus berbilang atau
minimal dapat dilakukan dua orang
o Syarat dalam akad
Ø Ahli akad
Ø Kabul harus sesuai dengan
ijab
Ø Ijab dan Kabul harus
bersatu
o Tempat akad
Ø Harus bersatu atauberhubungan
antara ijab dan Kabul
o Ma’kud alaih (benda)
Ø Ma’kud alaih harus ada
Ø Harta harus ada tetap dan
bernilai yakni benda yang dimanfaatkan dan disimpan
Ø Benda tersebut milik
sendiri
Ø Dapat diserahkan
o Syarat pelaksanaan akad
Ø Benda dimiliki akit atau
berkuasa untuk akad
Ø Pada benda tidak terdapat
milik orang lain
o Syarat sah akad
Ø Syarat umum. Segala bentuk
jual beli yangdidalamnya terhindar dari kecacatan jual beli yaitu ketidak
jelasan, keterpaksaan,pembatasan dengan waktu,penipuan,kemudaratan,dan syarat
yang merusak lainnya.
Ø Syarat khusus.
§ Benda yang diperjual
belikan harus dapat di pegang
§ Harga awal harus diketahui
§ Serah terima benda harus
dilakukan sebelum berpisah
§ Terpenuhi syarat
penerimaan
§ Harus seimbang dalam
urusan pertimbangan
§ Barang yang diperjual belikan
sudah menjadi tanggung jawabnya
o Syarat lujum (kemestian)
Menurut
fukkuha malikiyah terdapat 3 macam syarat jual beli berkaitan dengan
akid,berkaitan dengan sighat dan syarat yang berkaitan dengan akad jual beli
a. Syarat yang berkaitan
dengan akid : mumayyiz,cakap hukum,berakal,sehat,pemilik barang
b. Syarat yang berkaitan
dengan sighat :dilaksanakan dalam satu majlis,antara ijab dan Kabul tidak
terputus
c. Syarat yang berkaitan
dengan objeknya : tidak dilarang oleh syara,suci,bermanfaat,diketahui oleh
akid,dapat diserah terimakan
b. Menurut majhab syafiiyah
a.
syarat akid
Ø dewasa atau sadar
Ø tidak di paksa atau tanpa
hak
Ø islam
Ø pembeli bukan musuh
b. syarat shighat
Ø berhadap-hadapan
Ø di tujukan kepada seluruh
badan yang akad
Ø qobul di ucapkan oleh
orang yg di tuju dalam ijab
Ø harus menyebutkan barang
atau harga
Ø ketika mengucapkan shighat
harus dengan niat
Ø pengucapan ijab dan qabul
harus sempurna
Ø ijab qabul tidak terpisah
Ø tidak berupa lafadz
Ø bersesuaian antara ijab
dan qabul secara sempurna
Ø tidak di kaitkan dengan
sesuatu
Ø tidak di kaitkan dengan
waktu
c. syarat makud alaih yang
berkaitan dengan objek jual beli
Ø harus suci
Ø dapat di serah terimakan
Ø dapat di manfaatkan secara
syara’
Ø hak memilik sendiri atau
milik orang atas kuasanya
Ø berupa materi dan
sifat-sifatnya dapat di nyatakan secara jela
d. syarat menurut hambali
a. syarat akid
Ø dewasa
Ø ada keridhoan
b. syarat shighat
Ø berada di tempat yang sama
Ø tidak di kaitkan dengan
sesuatu
Ø tidak terpisah
d. syarat makud alaih
Ø harus berupa harta
Ø milik penjual secara
sempurna
Ø barang dapat diserahkan
ketika akad
Ø barang diketahui oleh
penjual dan pembeli
Ø harga diketahui oleh kedua
belah pihak
Ø terhindar dari unsur-unsur
yg menjadikan akad tidak sah
C . Beberapa jual beli yang sah tapi
dilarang
Mengenai
jual beli yang tidak di izinkan oleh agama disini akan di uraikan beberapa cara
saja sebgai contoh perbandingan bagi yang lainnya. Yang menjadi pokok sebab
timbulnya larangan adalah :
1) Menyakiti si
penjual,pembli,atau orang lain
2) Menyempitkan gerakan
pasaran
3) Merusak ketentraman umum
Jual
beli yang sah tetapi dilarang diantaranya adalah
1. Membeli barang dengan
harga yang lebih mahal daripada harga pasar,sedangkan dia tidak menginginkan
barang itu ,tetapi semata-mata supaya orang lain tidak membeli barang itu.
2. Membeli barang yang sudah
dibeli orang lain yang masih dalam masa khiyar.
3. Mencegat orang-orang yang
datang dari desa diluar kota lalu membeli barangnya sebelum mereka sampai ke
pasar dan sewaktu mereka belum mengetahui harga pasar. Hal ini tidak
diperbolehkan karena dapat merugikan orang desa yang datang dan mengecewakan
gerakan pemasaran karena barang tersebut tidak sampai di pasar
4. Membeli barang untuk
ditahan agar dapat dijual dengan harga yang lebih mahal,sedangkan
masyarakatumum memerukan barang itu
5. Menjual suatu barang yang
berguna tetapi kemudian alat maksiat oleh yang membelinya
6. Jual beli yang disertai
tipuan berarti dalam urusan jual beli itu ada tipuan,baik dari pihak pembeli
maupun dari penjual pada barang ataupun ukuran dan timbangannya.
D. khiyar
Artinya “boleh memilih
antara 2, meneruskan akad jual beli atau mengurungkan (menarik kembali, tidak
jadi jual beli)”. Diadakan khiyar oleh syara’ agar kedua orang yang berjual
beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing lebih jauh, supaya tidak akan
terjadi penyesalan dikemudian hari lantara merasa tertipu.
Macam-macam khiyar
1.
Khiyar majlis
khiyar majlis
sipembeli dan sipenjual boleh memilih antara dua perkara tadi selama keduanya
masih tetap berada di tempat jual beli. Khiyar majlis di perbolehkan dalam
segala macam jual beli
sabda
rasulullah SAW.
١لبيّعان بالخيار مالم يتفرّقا
“dua
orang yang berjual beli boleh memilih (akan meneruskan jual beli mereka atau
tidak) selama keduanya belum bercerai dari tempat akad.” Riwayat bukhari dan muslim
2. Khiyar syarat
Artinya khiyar
itu dijadikan syarat sewaktu akad oleh keduanya atau oleh salah seorang seperti
kata si penjual “saya jual barang ini dengan harga sekian dengan syarat khiyar
dalam tiga hari atau kurang dari tiga hari khiyar syarat boleh dilakukan dalam
segala macam jual beli kecuali barang yang wajib diterima di tempat jual beli.
3. Khiyar aibi/cacat
Artinya si pembeli boleh
mengembalikan barang yang dibelinya apabila pada barang itu terdapat kecacatan
yang mengurangi kualitas barang itu atau mengurangi harganya sedangkan biasanya
harga yang seperti itu baik dan suatu akad cacatnya sudah ada tetapi sipembeli
tidak tahu atau terjadi sesudah akad yaitu sebelum di terimanya
E.
Hukum-hukum jual Beli
1. Mubah (boleh) ,merupakan asal hukum jual beli
2. Wajib ,umpamanya wali menjual harta anak yatim apabila terpaksa.
Begitu juga kadi menjual harta muftis (orang yang lebih banyak utangnya
daripada hartanya).
3. Haram , sebagaimana yang di terangkan pada rupa-rupa jual beli yang d
larang.
4. Sunat,misalnya jual beli kepada sahabat atau family yang dikasihi,dan
kepada orang yang sangat membutuhkan barang itu.
F. Riba
Asal
makna “riba”menurut bahasa arab ialah lebih(bertambah).
Adapun
yang dimaksud disini menurut istilah syara’ adalah akad yang terjadi dengan
penukaran yang tertentu,tidak diketahui sama atau tidaknya menurut aturan
syara’,atau terlambat menerimanya.
Beberapa
macam riba
Menurut
pendapat sebagian ulama,riba itu ada empat macam,yaitu:
1) Riba Fadli (menukarkan dua barang yang sejenis dengan tidak sama)
2) Riba qardi (utang dengan syarat ada keuntungan bagi yang member utang)
3) Riba yad (berpisah dari tempat akad sebelum timbang terima)
4) Riba nasa’ (disyaratkan salah satu dari kedua barang yang dipertukarkan
ditangguhkan penyerahannya)
Sebagian ulama membagi riba itu atas tiga
macam saja yaitu riba fadli, riba yad, dan riba nas’a. riba qardi termasuk
kedalam riba nas’a. barang barang yang berlaku riba padanya ialah emas,perak
dan makanan yang mengenyangkan atau yang berguna untuk yang mengenyangkan,
misalnya garam. Jual beli barang terebut, kalau sama jenisnya seperti emas
dengan emas, gandum dengan dandum diperlukan tiga syarat: tunai,serahterima,dan
dsama timbangannya kalau jenisnya berlainan, tetapi ‘ilat riba nya satu seperti
emas dengan perak boleh tidak sama timbangannya, tetapi mesti tunai dan timbang
terima kalau jenis dan ‘ilat ribanya berlainan seperti perak dengan beras,
boleh dijual bagaimana aja seperti barang barang yang lain, berarti tidak di
perlukan suatu syarat dari yang tiga itu.
Beberapa ayat yang melarang riba
1. Firman Allah SWT. :
يٰٓا يّها
الذين اٰمنوا لاتأكلواالرّبٰٓواضعافامّضٰعفةواثقواﷲ لعلّكم تفلحونن
“Hai orang-orang yang beriman ,janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda ,dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapatkan keberuntungan .” (ALI Imran :130)
2. Firman
Allah SWT.:
يمحقﷲالرّبٰواويربى
الصّدقت
“Allah
memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah.” (Al-Baqarah :276)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jual
beli secara etimologi adalah berasal dari lafadz buyyu’un jama’ dari lafadz baiyun
yang menurut bahasa yaitu suatu bentuk akad penyerahan atau menukarkan
sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Adapun
Jual beli menurut syara’ yaitu memiliki suatu harta dengan mengganti sesuatu
atau dasar izin syara’ atau sekedar memiliki manfaatnya saja dengan
diperbolehkannya syara’ dengan melalui pembayaran yang berupa uang atau yang
sejenisnya .
Rukun
jual beli terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Penjual dan pembeli
b. Uang dan benda yang dibeli
c. lafadz ijab Kabul
Yang
menjadi pokok sebab timbulnya larangan adalah :
1) Menyakiti si
penjual,pembli,atau orang lain
2) Menyempitkan gerakan
pasaran
3) Merusak ketentraman umum
Khiyar
artinya “boleh memilih antara 2, meneruskan akad jual beli atau mengurungkan
(menarik kembali, tidak jadi jual beli)”
Macam-macam
khiyar
1. Khiyar majlis
2. Khiyar syarat
3. Khiyar aibi/cacat
Riba
adalah akad yang terjadi dengan penukaran yang tertentu,tidak diketahui sama
atau tidaknya menurut aturan syara’,atau terlambat menerimanya.
macam riba
1) Riba Fadli (menukarkan dua barang yang sejenis dengan tidak sama)
2) Riba qardi (utang dengan syarat ada keuntungan bagi yang member utang)
3) Riba yad (berpisah dari tempat akad sebelum timbang terima)
4) Riba nasa’ (disyaratkan salah satu dari kedua barang yang dipertukarkan
ditangguhkan penyerahannya)