Jumat, 03 April 2015

jual beli






BAB II
PEMBAHASAN  
A.Jual Beli
Jual beli secara etimologi adalah berasal dari lafadz buyyu’un jama’ dari lafadz baiyun yang menurut bahasa yaitu suatu bentuk akad penyerahan atau menukarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Adapun Jual beli menurut syara’ yaitu memiliki suatu harta dengan mengganti sesuatu atau dasar izin syara’ atau sekedar memiliki manfaatnya saja dengan diperbolehkannya syara’ dengan melalui pembayaran yang berupa uang atau yang sejenisnya .
Dalam arti lain jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan cara tertentu (akad)
واحلّ اللّه البيع وحرّم الرّ بٰوا
“allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Al-Baqarah :275)
1 .Rukun jual beli
Rukun jual beli terbagi menjadi 3 yaitu :
a.     Penjual dan pembeli
Syaratnya adalah :
·        Berakal ,agar tidak terkecoh . orang yang gila atau bodoh tidak sah jual belinya.
·         Dengan kehendak sendiri (bukan dipaksa).
·        Tidak mubazir ( pemboros)
·        Balig.anak kecil tidak sah jual belinya. Adapun anak-anak yang sudah mengerti tetapi belum sampai umurnya dewasa. Menurut pendapat sebagian ulama mereka diperbolehkan jual beli barang yang kecil-kecil karena kalau tiak diperbolehkan sudh tentu menjadi kesulitan dan kesukaran,sedangkan agama islam sekali-kali tidak akan menetapkan peraturan yang mendatangkankesulitan pada pemeluknya.
b.     Uang dan benda yang dibeli
Syaratnya terbagi menjadi 5 yaitu :
·        suci . barang najis tidak sah dijual dan tidak  boleh dijadikan uang untuk dibelikan seperti kulit binatang atau bangkai yang belum dimasak.
·        Ada manfaatnya. Tidak boleh menjual atau membeli sesuatu yang tidak ada manfaatnya dan dilarangpula mengambil tukarannya karena hal itu termasuk dalam arti menyia-nyiakan dalam arti pemborosan harta yang terlarang dalam kitab suci.
اانّ  المبذّرين كا نوآ اخوان الشّيٰطين
“sesungguhnya pemborosan –pemborosan itu saudara-saudara setan (Al-Isra’ :27)
·        barang itu dapat diserahkan. Tidak sah menjual suatu barang yang tidak dapat diserahkan kepada pembeli. Misalnya ikan dalam laut,barang rampasan yang masih berada ditangan yang merampasnya,barang yang sedang dijaminkan,sebab semua itu mengandung tipu daya
·        barang tersebut merupakan kepunyaan sipenjuaal,kepunyaan yang diwakilinya atau yang mengusahakan .
c.      lafadz ijab Kabul
ijab adalah perkataan penjual, contohnya saya jual barang ini sekian.
Kabul adalah ucapan si pembeli,saya terima atau saya beli dengan harga sekian.
Menurut ulama mewajibkan beberapa syarat untuk lafadz ijab Kabul :
Ø keadaan ijab dan Kabul berhubungan. Artinya salah satu dari keduanya pantas menjadi jawaban dari yang lain dan belum berselang lama
Ø makna keduanya hendaklah mufakat walaupunlafadz keduanya berlainan
Ø keduanya tidak disangkutkan dengan urusan yang lain. Contohnya kalau saya jadi pergi saya jual brang ini sekian.
Ø Tidak berwaktu, sebab jual beli berwaktu seperti sebulan atau setahun tidak sah
Apabila  rukun dan syaratnya tidak terpenuhi maka jual beli tidak sah. Ada beberapa contoh jual beli  yang kurang atau tidak sah
1)    Di negri kita ini orang telah biasa melakukan pekerjaan mencampurkan hewan betina dengan hewan jantan,percampuran itu ditetapkan dengan harga yang tertentu untuk sekali campur. Jadi beratrti menjual air mani jantan .tidak sah menurut jual beli,karena tidak diketahui kadarnya juga tidak dapat diserahkan.
2)    Menjual buah-buahan sebelum nyata pantas dimakan atau dipetik karena buah-buahan yang masih kecil sering rusak atau busuk sebelum matang,hal ini mungkin akanmerugikan si pembeli,si penjualpun mengambil harganya dengan tidak ada keuntungannya.



 B . syarat jual beli
a.     Menurut ulama hanafiyah
·        Syarat terjadinya akad
o   Syarat akaid (orang yang akad)
Ø Berakal dan mumayyiz
Ø Aqid harus berbilang atau minimal dapat dilakukan dua orang
o   Syarat dalam akad
Ø Ahli akad
Ø Kabul harus sesuai dengan ijab
Ø Ijab dan Kabul harus bersatu
o   Tempat akad
Ø Harus bersatu atauberhubungan antara ijab dan Kabul
o   Ma’kud alaih (benda)
Ø Ma’kud alaih harus ada
Ø Harta harus ada tetap dan bernilai yakni benda yang dimanfaatkan dan disimpan
Ø Benda tersebut milik sendiri
Ø Dapat diserahkan
o   Syarat pelaksanaan akad
Ø Benda dimiliki akit atau berkuasa untuk akad
Ø Pada benda tidak terdapat milik orang lain
o   Syarat sah akad
Ø Syarat umum. Segala bentuk jual beli yangdidalamnya terhindar dari kecacatan jual beli yaitu ketidak jelasan, keterpaksaan,pembatasan dengan waktu,penipuan,kemudaratan,dan syarat yang merusak lainnya.
Ø Syarat khusus.
§  Benda yang diperjual belikan harus dapat di pegang
§  Harga awal harus diketahui
§  Serah terima benda harus dilakukan sebelum berpisah
§  Terpenuhi syarat penerimaan
§  Harus seimbang dalam urusan pertimbangan
§  Barang yang diperjual belikan sudah menjadi tanggung jawabnya
o   Syarat lujum (kemestian)
Menurut fukkuha malikiyah terdapat 3 macam syarat jual beli berkaitan dengan akid,berkaitan dengan sighat dan syarat yang berkaitan dengan akad jual beli
a.     Syarat yang berkaitan dengan akid : mumayyiz,cakap hukum,berakal,sehat,pemilik barang
b.     Syarat yang berkaitan dengan sighat :dilaksanakan dalam satu majlis,antara ijab dan Kabul tidak terputus
c.      Syarat yang berkaitan dengan objeknya : tidak dilarang oleh syara,suci,bermanfaat,diketahui oleh akid,dapat diserah terimakan

b.     Menurut majhab syafiiyah
a.     syarat akid
Ø dewasa atau sadar
Ø tidak di paksa atau tanpa hak
Ø islam
Ø pembeli bukan musuh
b.     syarat shighat
Ø berhadap-hadapan
Ø di tujukan kepada seluruh badan yang akad
Ø qobul di ucapkan oleh orang yg di tuju dalam ijab
Ø harus menyebutkan barang atau harga
Ø ketika mengucapkan shighat harus dengan niat
Ø pengucapan ijab dan qabul harus sempurna
Ø ijab qabul tidak terpisah
Ø tidak berupa lafadz
Ø bersesuaian antara ijab dan qabul secara sempurna
Ø tidak di kaitkan dengan sesuatu
Ø tidak di kaitkan dengan waktu
c.      syarat makud alaih yang berkaitan dengan objek jual beli
Ø harus suci
Ø dapat di serah terimakan
Ø dapat di manfaatkan secara syara’
Ø hak memilik sendiri atau milik orang atas kuasanya
Ø berupa materi dan sifat-sifatnya dapat di nyatakan secara jela
d.     syarat menurut hambali
a.     syarat akid
Ø dewasa
Ø ada keridhoan
b.     syarat shighat
Ø berada di tempat yang sama
Ø tidak di kaitkan dengan sesuatu
Ø tidak terpisah
d. syarat makud alaih
Ø harus berupa harta
Ø milik penjual secara sempurna
Ø barang dapat diserahkan ketika akad
Ø barang diketahui oleh penjual dan pembeli
Ø harga diketahui oleh kedua belah pihak
Ø terhindar dari unsur-unsur yg menjadikan akad tidak sah
C . Beberapa jual beli yang sah tapi dilarang
Mengenai jual beli yang tidak di izinkan oleh agama disini akan di uraikan beberapa cara saja sebgai contoh perbandingan bagi yang lainnya. Yang menjadi pokok sebab timbulnya larangan adalah :
1)    Menyakiti si penjual,pembli,atau orang lain
2)    Menyempitkan gerakan pasaran
3)    Merusak ketentraman umum
Jual beli yang sah tetapi dilarang diantaranya adalah
1.     Membeli barang dengan harga yang lebih mahal daripada harga pasar,sedangkan dia tidak menginginkan barang itu ,tetapi semata-mata supaya orang lain tidak membeli barang itu.
2.     Membeli barang yang sudah dibeli orang lain yang masih dalam masa khiyar.
3.     Mencegat orang-orang yang datang dari desa diluar kota lalu membeli barangnya sebelum mereka sampai ke pasar dan sewaktu mereka belum mengetahui harga pasar. Hal ini tidak diperbolehkan karena dapat merugikan orang desa yang datang dan mengecewakan gerakan pemasaran karena barang tersebut tidak sampai di pasar
4.     Membeli barang untuk ditahan agar dapat dijual dengan harga yang lebih mahal,sedangkan masyarakatumum memerukan barang itu
5.     Menjual suatu barang yang berguna tetapi kemudian alat maksiat oleh yang membelinya
6.     Jual beli yang disertai tipuan berarti dalam urusan jual beli itu ada tipuan,baik dari pihak pembeli maupun dari penjual pada barang ataupun ukuran dan timbangannya.
D. khiyar
            Artinya “boleh memilih antara 2, meneruskan akad jual beli atau mengurungkan (menarik kembali, tidak jadi jual beli)”. Diadakan khiyar oleh syara’ agar kedua orang yang berjual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan dikemudian hari lantara merasa tertipu.
Macam-macam khiyar
1.     Khiyar majlis
khiyar majlis sipembeli dan sipenjual boleh memilih antara dua perkara tadi selama keduanya masih tetap berada di tempat jual beli. Khiyar majlis di perbolehkan dalam segala macam jual beli
sabda rasulullah SAW.
١لبيّعان بالخيار مالم يتفرّقا
“dua orang yang berjual beli boleh memilih (akan meneruskan jual beli mereka atau tidak) selama keduanya belum bercerai dari tempat akad.” Riwayat bukhari dan muslim
2.     Khiyar syarat
Artinya khiyar itu dijadikan syarat sewaktu akad oleh keduanya atau oleh salah seorang seperti kata si penjual “saya jual barang ini dengan harga sekian dengan syarat khiyar dalam tiga hari atau kurang dari tiga hari khiyar syarat boleh dilakukan dalam segala macam jual beli kecuali barang yang wajib diterima di tempat jual beli.
3.     Khiyar aibi/cacat
Artinya si pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya apabila pada barang itu terdapat kecacatan yang mengurangi kualitas barang itu atau mengurangi harganya sedangkan biasanya harga yang seperti itu baik dan suatu akad cacatnya sudah ada tetapi sipembeli tidak tahu atau terjadi sesudah akad yaitu sebelum di terimanya

E. Hukum-hukum jual Beli
1.     Mubah (boleh) ,merupakan asal hukum jual beli
2.     Wajib ,umpamanya wali menjual harta anak yatim apabila terpaksa. Begitu juga kadi menjual harta muftis (orang yang lebih banyak utangnya daripada hartanya).
3.     Haram , sebagaimana yang di terangkan pada rupa-rupa jual beli yang d larang.
4.     Sunat,misalnya jual beli kepada sahabat atau family yang dikasihi,dan kepada orang yang sangat membutuhkan barang itu.
F. Riba
Asal makna “riba”menurut bahasa arab ialah lebih(bertambah).
Adapun yang dimaksud disini menurut istilah syara’ adalah akad yang terjadi dengan penukaran yang tertentu,tidak diketahui sama atau tidaknya menurut aturan syara’,atau terlambat menerimanya.
Beberapa macam riba
Menurut pendapat sebagian ulama,riba itu ada empat macam,yaitu:
1)    Riba Fadli (menukarkan dua barang yang sejenis dengan tidak sama)
2)    Riba qardi (utang dengan syarat ada keuntungan bagi yang member utang)
3)    Riba yad (berpisah dari tempat akad sebelum timbang terima)


4)    Riba nasa’ (disyaratkan salah satu dari kedua barang yang dipertukarkan ditangguhkan penyerahannya)
 Sebagian ulama membagi riba itu atas tiga macam saja yaitu riba fadli, riba yad, dan riba nas’a. riba qardi termasuk kedalam riba nas’a. barang barang yang berlaku riba padanya ialah emas,perak dan makanan yang mengenyangkan atau yang berguna untuk yang mengenyangkan, misalnya garam. Jual beli barang terebut, kalau sama jenisnya seperti emas dengan emas, gandum dengan dandum diperlukan tiga syarat: tunai,serahterima,dan dsama timbangannya kalau jenisnya berlainan, tetapi ‘ilat riba nya satu seperti emas dengan perak boleh tidak sama timbangannya, tetapi mesti tunai dan timbang terima kalau jenis dan ‘ilat ribanya berlainan seperti perak dengan beras, boleh dijual bagaimana aja seperti barang barang yang lain, berarti tidak di perlukan suatu syarat dari yang tiga itu.
Beberapa ayat  yang melarang riba
1.     Firman Allah SWT. :
يٰٓا يّها  الذين اٰمنوا لاتأكلواالرّبٰٓواضعافامّضٰعفةواثقواﷲ لعلّكم تفلحونن
“Hai orang-orang yang beriman ,janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda ,dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan .” (ALI Imran :130)

2.     Firman Allah SWT.:
يمحقﷲالرّبٰواويربى الصّدقت
“Allah memusnahkan  riba dan menyuburkan sedekah.” (Al-Baqarah :276)



BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Jual beli secara etimologi adalah berasal dari lafadz buyyu’un jama’ dari lafadz baiyun yang menurut bahasa yaitu suatu bentuk akad penyerahan atau menukarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Adapun Jual beli menurut syara’ yaitu memiliki suatu harta dengan mengganti sesuatu atau dasar izin syara’ atau sekedar memiliki manfaatnya saja dengan diperbolehkannya syara’ dengan melalui pembayaran yang berupa uang atau yang sejenisnya .
Rukun jual beli terbagi menjadi 3 yaitu:
a.     Penjual dan pembeli
b.     Uang dan benda yang dibeli
c.      lafadz ijab Kabul
Yang menjadi pokok sebab timbulnya larangan adalah :
1)    Menyakiti si penjual,pembli,atau orang lain
2)    Menyempitkan gerakan pasaran
3)    Merusak ketentraman umum
Khiyar artinya “boleh memilih antara 2, meneruskan akad jual beli atau mengurungkan (menarik kembali, tidak jadi jual beli)”
Macam-macam khiyar
1.     Khiyar majlis
2.     Khiyar syarat
3.     Khiyar aibi/cacat
Riba adalah akad yang terjadi dengan penukaran yang tertentu,tidak diketahui sama atau tidaknya menurut aturan syara’,atau terlambat menerimanya.
  macam riba
1)    Riba Fadli (menukarkan dua barang yang sejenis dengan tidak sama)
2)    Riba qardi (utang dengan syarat ada keuntungan bagi yang member utang)
3)    Riba yad (berpisah dari tempat akad sebelum timbang terima)
4)    Riba nasa’ (disyaratkan salah satu dari kedua barang yang dipertukarkan ditangguhkan penyerahannya)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar